Pada dasarnya subnetting itu sendiri mempunyai peran yang dapat memecah sebuah network (besar) menjadi beberapa buah subnetwork (yang ukurannya lebih kecil). Subnetting juga menyebabkan “pengurangan” jumlah host pada suatu subnetwork, sehingga “beban” yang harus ditanggung oleh subnetwork menjadi lebih ringan, jika kita ingin menggabungkan beberapa network menjadi sebuah network yang berukuran besar maka untuk mengatasi masalah tersebut digunakan teknik supernetting.
Metode classless addressing (pengalamatan tanpa klas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga dengan Network Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit, jadi CIDR merupakan teknik pendistribusian IP address dari IP Public.
Misalnya, ketika menuliskan network kelas A dengan alokasi IP 12.xxx.xxx.xxx, network prefixnya dituliskan sebagai 12/8. Angka /8 menunjukan notasi CIDR yang merupakan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix, yang berarti netmask-nya 255.0.0.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.777.214 node. Contoh lain untuk menunjukan suatu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan: 167.205/18. Angka /18 merupakan notasi CIDR, yang berarti netmask yang digunakan pada jaringan ini adalah 255.255.192.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.382 node.
Setelah CIDR digunakan, broadcast address tidak harus selalu berakhir dengan nilain255, lihat table dibawah
CIDR pada dasarnya adalah metode yang digunakan oleh ISP (Internet Service Provider) untuk mengalokasikan sejumlah alamat pada suatu perusahaan, ke setiap tempat para pengguna layanan dari ISP tersebut, dalam hal ini ISP menyediakan alamat dalam ukuran blok (block size) tertentu. Dari mulanya CIDR dikembangkan untuk penggabungan network yang dibentuk oleh beberapa router internet dan lazimnya CIDR diimplementasikan oleh provider Internet, jika diperlukan CIDR dapat juga diimplementasikan untuk keperluan LAN, sepanjang system operasi atau protocol yang digunakan sudah mendukung CIDR
Impelementasi CIDR memerlukan perubahan khusus pada protocol routing, sehingga pada awal pengembangan CIDR, protocol routing seperti BGP (Border Gateway Protocol) dan OSFF (Open Shortest Path First) masih belum mendukung CIDR, namun sekarang kedua jenis protocol ini sudah mendukung CIDR
Sumber :
Lammle,Todd.“CCNATM : Cisco Certified Network Associate Study Guide”.2005.United States of America.Sybex
Sofana, Iwan. “Membangun Jaringan Komputer”.2005. Bandung.Informatika
Sofana, Iwan. “Cisco CCNATM dan Jaringan Komputer”.2007.Bandung.Informatika
0 komentar:
Posting Komentar